Al-Muqarrabun (Sabiqun bil-khairat)
Selain Jahannamiyyin (Ashhabus-Syimal/Masy`amah), Ashhabul-A'raf dan Ashhabul-Yamin (Maimanah), ada juga gelar yang disebut Al-Muqarrabun (Sabiqun bil-khairat); mereka adalah umat Islam golongan terdepan yang sangat dekat dengan Allah swt; mereka tidak akan mendapatkan catatan amal baik dari sebelah kanan, kiri ataupun belakang; mereka akan masuk surga tanpa hisab dan tanpa azab; dengan izin Allah swt, mereka termasuk golongan manusia dan umat Islam terbaik sampai-sampai masuk surga pada tahap awal/pertama. Para ulama hadits memberi gelar mereka dengan Muhsinin; orang-orang Islam yang terbaik dalam pengamalan ajaran Islamnya. Bagaimanakah karakteristik mereka?.
Al-Muqarrabun artinya orang-orang yang sangat dekat dengan Allah swt. Dalam ayat lain mereka disebut Sabiqun bil-khairat; orang-orang yang selalu bersegera melakukan berbagai macam kebaikan atau amal shalih. Bahkan mereka pun disebut sebagai wali Allah swt; orang yang dekat dan dicintai oleh-Nya… Berikut ayat-ayat yang dimaksud,
وَالسَّابِقُونَ السَّابِقُونَ, أُولَٰئِكَ الْمُقَرَّبُونَ
Dan orang-orang yang lebih bersegera berbuat kebaikan-kebaikan, mereka itulah orang-orang yang terdekat (kepada Allah swt) (QS. al-Waqi'ah [56] : 10-11).
وَمِنْهُمْ سَابِقٌ بِالْخَيْرَاتِ بِإِذْنِ اللَّهِ
Dan diantara mereka (umat Islam), ada yang disebut Sabiqun bil-khairat (orang-orang yang bersegera melakukan berbagai macam kebaikan/amal shalih) dengan izin Allah (QS.Fathir [35] : 32).
أَلَا إِنَّ أَوْلِيَاءَ اللَّهِ لَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ (62) الَّذِينَ آَمَنُوا وَكَانُوا يَتَّقُونَ (63)
“Ingatlah wali-wali Allah. Mereka tidak takut dan tidak bersedih hati. Yaitu orang-orang yang beriman dan mereka senantiasa bertaqwa” (QS. Yunus [10]: 62-63).
Al-Muqarrabun, Sabiqun bil-khairat dan Wali Allah swt adalah mereka umat Islam yang sangat dekat dengan Allah swt; hidup mereka jauh dari rasa takut dan sedih. Hati mereka selalu tentram dan bahagia paripurna dikarenakan keta'atannya yang total dan sempurna pengamalannya terhadap syari'at, aturan atau ajaran Allah swt.
Mereka selalu konsisten terhadap amalan-amalan yang wajib dan sunnah, bahkan mampu istiqamah meninggalkan amalan-amalan yang makruh, syubhat, haram sampai hal-hal yang tidak bermanfaat (mubah) sekalipun, demikian dijelaskan Imam Ibn Katsir dalam kitab tafsirnya (Tafsir Ibn Katsir QS. Fathir [35] : 32).
Mereka disabdakan oleh Rasulullah saw sebagai umat Islam yang masuk surga tanpa hisab,
فَأَمَّا السَّابِقُ بِالْخَيْرَاتِ فَيَدْخُلُهَا بِغَيْرِ حِسَابٍ
Bahwa adapun orang yang lebih bersegera berbuat kebaikan-kebaikan (sabiqun bil-khairat), maka ia memasuki surga tanpa hisab (Tafsir Ibn Katsir).
فَثُلُثٌ يَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ بِغَيْرِ حِسَابٍ وَلَا عَذَابٍ
Sebagian dari mereka (sabiqun bil-Khairat) masuk surga tanpa hisab dan tanpa azab (Terjemah Lengkap Tafsir Ibn Katsir--ibid).
Dalam ayat yang lain mereka termasuk orang-orang beriman yang pahala amal shalihnya lebih banyak dan tidak banyak berbuat zhalim terhadap sesama dan jumlah mereka sangat sedikit,
وَإِنَّ كَثِيرًا مِنَ الْخُلَطَاءِ لَيَبْغِي بَعْضُهُمْ عَلَىٰ بَعْضٍ إِلَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَقَلِيلٌ مَا هُمْ
Dan sesungguhnya kebanyakan dari orang-orang yang berserikat itu sebagian mereka berbuat zhalim kepada sebagian yang lain, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan banyak amal yang shalih (sabiqun bil-Khairat); dan amat sedikitlah mereka ini (QS. Shâd [38] : 24).
Pada generasi salaf (terdahulu) jumlah mereka banyak, sedangkan pada generasi khalaf (kemudian) atau akhir zaman jumlahnya sedikit. Mereka pun akan mendapatkan berbagai macam kenikmatan yang luar biasa sebagaimana Firman Allah swt berikut ini,
وَالسَّابِقُونَ السَّابِقُونَ (١٠) أُولَئِكَ الْمُقَرَّبُونَ (١١) فِي جَنَّاتِ النَّعِيمِ (١٢) ثُلَّةٌ مِنَ الأوَّلِينَ (١٣) وَقَلِيلٌ مِنَ الآخِرِينَ (١٤) عَلَى سُرُرٍ مَوْضُونَةٍ (١٥) مُتَّكِئِينَ عَلَيْهَا مُتَقَابِلِينَ (١٦) يَطُوفُ عَلَيْهِمْ وِلْدَانٌ مُخَلَّدُونَ (١٧) بِأَكْوَابٍ وَأَبَارِيقَ وَكَأْسٍ مِنْ مَعِينٍ (١٨) لا يُصَدَّعُونَ عَنْهَا وَلا يُنْزِفُونَ (١٩) وَفَاكِهَةٍ مِمَّا يَتَخَيَّرُونَ (٢٠) وَلَحْمِ طَيْرٍ مِمَّا يَشْتَهُونَ (٢١) وَحُورٌ عِينٌ (٢٢) كَأَمْثَالِ اللُّؤْلُؤِ الْمَكْنُونِ (٢٣) جَزَاءً بِمَا كَانُوا يَعْمَلُونَ (٢٤) لا يَسْمَعُونَ فِيهَا لَغْوًا تَأْثِيمًا (٢٥) إِلا قِيلا سَلامًا سَلامًا (٢٦)
Dan orang-orang yang paling dahulu beriman, merekalah yang paling dahulu masuk surga. Mereka itulah orang-orang yang dekat kepada Allah. Berada dalam surga yang penuh kenikmatan. Segolongan besar dari orang-orang terdahulu, dan segolongan kecil dari orang-orang kemudian. Mereka berada di atas hamparan bertahtakan emas dan permata. Mereka bertelekan di atasnua sambil berhadap-hadapan. Mereka dikelilingi anak-anak muda yang tetap muda. Dengan membawa gelas, cerek, dan sloki berisi minuman yang diambil dari sumber air yang mengalir. Mereka tidak pening karenanya dan tidak pula mabuk. Buah-buahan apapun yang mereka pilih, serta daging burung apapun yang mereka inginkan. Ada bidadari-bidadara bermata Indah, laksana mutiara yang tersimpan baik, sebagai balasan atas apa yang mereka kerjakan. Di sana, mereka tidak mendengar percakapan sia-sia maupun yang menimbulkan dosa. Tetapi mereka mendengarkan ucapan salam (QS. al-Waqi'ah [56] : 10-26).
Dalam satu riwayat dijelaskan bahwa saking sempurnanya keshalihan golongan ini, mereka selalu dilindungi dan diijabahi do'a-do'anya oleh Allah swt, bahkan anggota tubuhnya selalu dipelihara oleh-Nya dari amalan-amalan yang jelek, sehingga mereka hanya mengamalkan amalan-amalan yang dicintai-Nya saja.
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ ﷺ : «إِنَّ اللهَ تَعَالَى قَالَ: مَنْ عَادَى لِي وَلِيّاً فَقَدْ آذَنْتُهُ بِالحَرْبِ. وَمَا تَقَرَّبَ إِلَيَّ عَبْدِيْ بِشَيْءٍ أَحَبَّ إِلَيَّ مِمَّا افْتَرَضْتُ عَلَيْهِ. وَمَا يَزَالُ عَبْدِيْ يَتَقَرَّبُ إِلَيَّ بِالنَّوَافِلِ حَتَّى أُحِبَّهُ، فَإِذَا أَحْبَبْتُهُ كُنْتُ سَمْعَهُ الَّذِي يَسْمَعُ بِهِ، وَبَصَرَهُ الَّذِي يُبْصِرُ بِهِ، وَيَدَهُ الَّتِي يَبْطِشُ بِهَا، وَرِجْلَهُ الَّتِي يَمْشِي بِهَا. وَلَئِنْ سَأَلَنِي لَأُعْطِيَنَّهُ، وَلَئِنْ اسْتَعَاذَنِي لَأُعِيْذَنَّهُ» رَوَاهُ البُخَارِيُّ.
Dari Abu Hurairah ra, ia berkata, Rasulullah saw bersabda, “Sesungguhnya Allah Ta’ala berfirman: ‘Siapa yang menyakiti waliku (Al-Muqarrabun/Sabiqun bil-khairat), maka Aku mengumumkan perang kepadanya (sebagai pelindungnya). Tidaklah hamba-Ku mendekatkan diri kepada-Ku dengan sesuatu yang paling Aku cintai selain apa yang Aku wajibkan baginya. Hamba-Ku senantiasa mendekat kepada-Ku dengan amalan sunnah sehingga Aku mencintainya. Apabila aku telah mencintainya, Aku menjadi pendengarannya yang ia gunakan untuk mendengar, penglihatannya yang ia gunakan untuk melihat, tangannya yang ia gunakan untuk berbuat, dan kakinya yang ia gunakan untuk berjalan. Jika dia meminta kepadaku, pasti aku beri. Jika dia meminta perlindungan kepada-Ku pasti aku lindungi.’” (Shahih al-Bukhari, no. 6502). Al-Furqan, hlm. 47 dan 51.
Dengan demikian sangat jelas mereka yang disebut Al-Muqarrabun, Sabiqun bil-khairat atau Wali Allah swt adalah umat Islam yang sempurna pengamalannya. Mereka mampu mengamalkan ajaran Islam secara menyeluruh (kaffah); mulai apik terhadap amalan-amalan wajib dan sunnah, begitu juga mampu apik dan konsisten meninggalkan amalan-amalan yang makruh, syubhat, haram dan hal-hal yang tidak bermanfaat sekalipun sampai mempertahannya husnul-khatimah. Itu semua tidak lepas dari izin Allah swt kepada mereka.
Saat di dunia kehidupan mereka sangat berkualitas dan produktif sehingga penuh manfa'at untuk orang lain. Jauh dari hidup yang penuh kesedihan, ketakutan bahkan kelalaian. Merka selalu lekat dengan amal-amal shalih dan jauh dari amal-amal jelek. Begitu pun kelak di akhirat, mereka termasuk orang-orang yang diistimewakan langsung masuk surga tanpa hisab dan azab.
Para ulama menjelaskan, ini semua tidak lepas dari interaksi yang sangat intens dengan al-Qur`an; mereka betul-betul serius, baik dalam membaca, menghafal, mempelajari, mengkaji, mengamalkan dan mengajarkannya kembali sehingga mereka termasuk manusia-manusia seutuhnya yang sempurna pengabdiannya kepada Allah swt. MasyaAllah.
Dalam level maksimal, semoga kita termasuk kepada umat Islam golongan ini walaupun memang kenyataannya sangat sulit dan butuh keseriusan kita dalam beragama Islam.
Wal-'Llahul-Musta'an
Komentar
Posting Komentar