Empat Kategori Manusia Dalam Hal Ilmu Agama & Harta
Allah swt telah menginformasikan kepada Rasulullah saw bahwa penduduk dunia dalam hal ilmu agama dan harta terbagi kedalam empat kelompok. Dua kelompok berkedudukan baik di sisi Allah swt sehingga selamat sampai surga, sebaliknya dua kelompok yang lain berkedudukan jelek di sisi-Nya dan masuk neraka. Kita termasuk yang mana?
Rasulullah saw bersabda,
إِنَّمَا الدُّنْيَا لأَرْبَعَةِ نَفَرٍ عَبْدٌ رَزَقَهُ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ مَالاً وَعِلْماً فَهُوَ يَتَّقِى فِيهِ رَبَّهُ وَيَصِلُ فِيهِ رَحِمَهُ وَيَعْلَمُ لِلَّهِ عَزَّ وَجَلَّ فِيهِ حَقَّهُ – قَالَ – فَهَذَا بِأَفْضَلِ الْمَنَازِلِ – قَالَ – وَعَبْدٌ رَزَقَهُ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ عِلْماً وَلَمْ يَرْزُقْهُ مَالاً – قَالَ – فَهُوَ يَقُولُ لَوْ كَانَ لِى مَالٌ عَمِلْتُ بِعَمَلِ فُلاَنٍ – قَالَ – فَأَجْرُهُمَا سَوَاءٌ – قَالَ – وَعَبْدٌ رَزَقَهُ اللَّهُ مَالاً وَلَمْ يَرْزُقْهُ عِلْماً فَهُوَ يَخْبِطُ فِى مَالِهِ بِغَيْرِ عِلْمٍ لاَ يَتَّقِى فِيهِ رَبَّهُ عَزَّ وَجَلَّ وَلاَ يَصِلُ فِيهِ رَحِمَهُ وَلاَ يَعْلَمُ لِلَّهِ فِيهِ حَقَّهُ فَهَذَا بِأَخْبَثِ الْمَنَازِلِ – قَالَ – وَعَبْدٌ لَمْ يَرْزُقْهُ اللَّهُ مَالاً وَلاَ عِلْماً فَهُوَ يَقُولُ لَوْ كَانَ لِى مَالٌ لَعَمِلْتُ بِعَمَلِ فُلاَنٍ – قَالَ – هِىَ نِيَّتُهُ فَوِزْرُهُمَا فِيهِ سَوَاءٌ
”Sesungguhnya dunia itu hanya diberikan kepada empat kelompok;
(Kelompok pertama), yaitu seorang hamba yang diberi rizki oleh Allah berupa harta lebih (kaya) dan ilmu (agama). Dia bertaqwa kepada Allah dengan harta (lebih)-nya, menyambung tali silaturahmi, dan mengetahui hak-hak Allah di dalamnya. Inilah kedudukan yang paling baik di sisi Allah.
(Kelompok kedua), yaitu seorang hamba yang diberi ilmu (agama) oleh Allah namun tidak diberi harta lebih. Namun dia berkata (berniat) dalam hatinya, ’Jika aku memiliki harta lebih maka aku akan beramal seperti amalnya Fulan (seperti kelompok pertama)’. Maka dengan niatnya itu, dia sama dengan kelompok pertama dari sisi pahalanya.
(Kelompok ketiga), yaitu seorang hamba yang diberi harta lebih (kaya) oleh Allah namun tidak diberi ilmu (agama). Dia seenaknya saja memanfa'atkan hartanya, tidak bertaqwa kepada Allah dengan hartanya, tidak menyambung tali silaturahmi, dan tidak mengetahui hak-hak Allah di dalamnya. Ini adalah kelompok yang paling buruk di sisi Allah.
(Kelompok keempat), yaitu seorang hamba yang tidak diberi harta dan ilmu (agama) sama sekali. Dia berkata (berniat) dalam hatinya, ’Seandainya aku mempunyai harta, maka aku akan beramal seperti amalnya Fulan’ (seperti kelompok ketiga). Maka dengan niatnya itu, dia sama dengan kelompok ketiga dari sisi dosanya” (Musnad Ahmad no. 18060. Dinilai shahih oleh Syaikh Syu’aib al-Arnauth dalam ta’liq beliau terhadap Musnad Ahmad.)
Ibnul-Qayyim al-Jauziyah rahimahullah mengomentari hadits ini,
”Nabi saw membagi penduduk dunia ke dalam empat kelompok.
Kelompok pertama, kelompok yang terbaik di antara mereka. Yaitu yang kaya dan shalih. Dia berbuat baik kepada diri, keluarga dan orang lain dengan harta dan ilmu agamanya. Mereka menggunakan hartanya dalam haqq (fisabilillah).
Kelompok kedua, kelompok yang shalih namun tidak kaya. Dia berbuat baik kepada diri, keluarga dan orang lain hanya dengan ilmu agamanya saja karena tidak berharta, namun kelompok ini memiliki niat seperti kelompok pertama sehingga pahalanya sama.
Kelompok ketiga, kelompok yang kaya tapi tidak shalih. Kelompok ini adalah kelompok yang paling buruk kedudukannya di sisi Allah. Mereka menggunakan kekayaannya tidak dalam haqq (fisabilillah).
Kelompok keempat, kelompok yang tidak kaya juga tidak shalih. Mereka berandai-andai menjadi orang kaya dan memakai hartanya hanya untuk kesenangan dunia.
Dengan demikian terlihat jelas perbedaan empat kelompok tersebut. Kekayaan yang dikelola dengan ilmu agama merupakan sarana untuk menuju surga. Sedangkan kekayaan yang tidak dikelola dengan ilmu agama merupakan sarana menuju neraka.
Pantas jika Rasulullah saw membolehkan bahkan menganjurkan iri dan dengki (hasad) kepada dua orang; yakni orang yang berilmu (agama) dan orang yang berharta (shalih).
Rasulullah saw bersabda,
لاَ حَسَدَ إِلاَّ فِى اثْنَتَيْنِ رَجُلٌ آتَاهُ اللَّهُ مَالاً فَسُلِّطَ عَلَى هَلَكَتِهِ فِى الْحَقِّ ، وَرَجُلٌ آتَاهُ اللَّهُ الْحِكْمَةَ ، فَهْوَ يَقْضِى بِهَا وَيُعَلِّمُهَا
“Tidak boleh iri/dengki (hasad) kecuali pada dua orang, yaitu orang yang Allah anugerahkan padanya harta (kekayaan), lalu ia infaqkan pada jalan kebaikan dan orang yang Allah beri karunia ilmu agama (al-Qur`an dan Sunnah), ia memutuskan dengan ilmunya itu untuk mengajarkannya (Shahih al-Bukhari no. 73 dan Shahih Muslim no. 816).
Dengan keimanan dan ilmu (agama) pula Allah swt mengangkat derajat mereka di dunia dan akhirat.
يَرْفَعِ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ
“Pasti Allah akan mengangkat derajat orang-orang beriman diantaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat. Dan Allah Mengetahui apa yang kamu kerjakan“ (QS. al-Mujadilah [58]: 11).
Semoga kita termasuk kategori kelompok pertama dan kedua dan tidak termasuk kelompok ketiga dan keempat. Aamiin
Wal-'Llahul-Musta'an
l
Komentar
Posting Komentar