Kebaikan Di Balik Musibah
Musibah yang terjadi silih berganti ternyata memiliki kebaikan-kebaikan yang terkandung di dalamnya; musibah merupakan tanda cinta Allah swt yang menginginkan kita menjadi orang-orang baik; dengan musibah juga hukuman kita didahulukan di dunia agar di akhirat tidak di siksa dan layak langsung masuk surga.
Orang-orang yang dikehendaki kebaikan pasti diberikan musibah oleh Allah swt di dunia; musibah yang diberikan tersebut adalah hukuman yang disegerakan di dunia sehingga di akhirat tinggal masuk surga.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
من يرد الله به خيرا يصب منه
“Sapa yang Allah inginkan kebaikan, Allah akan memberinya musibah (Shahih al-Bukhari).
إِذَا أَرَادَ اللَّهُ بِعَبْدِهِ الْخَيْرَ عَجَّلَ لَهُ الْعُقُوبَةَ فِى الدُّنْيَا وَإِذَا أَرَادَ اللَّهُ بِعَبْدِهِ الشَّرَّ أَمْسَكَ عَنْهُ بِذَنْبِهِ حَتَّى يُوَفَّى بِهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ
“Jika Allah menginginkan kebaikan pada hamba, Dia akan segerakan hukuman (musibah)-nya di dunia. Jika Allah menghendaki kejelekan padanya, Dia akan mengakhirkan musibah (balasan) atas dosa yang ia perbuat pada hari kiamat kelak (akhirat) (Sunan at-Tirmidzi no. 2396, hasan shahih kata Syaikh Albani).
Juga dari hadits Anas Ibn Malik, beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِنَّ عِظَمَ الْجَزَاءِ مَعَ عِظَمِ الْبَلاَءِ وَإِنَّ اللَّهَ إِذَا أَحَبَّ قَوْمًا ابْتَلاَهُمْ فَمَنْ رَضِىَ فَلَهُ الرِّضَا وَمَنْ سَخِطَ فَلَهُ السَّخَطُ
“Sesungguhnya besarnya pahala sebanding dengan besarnya musibah. Sungguh, jika Allah mencintai suatu kaum, maka Dia akan menimpakan musibah untuk mereka. Siapa yang ridla maka Allah ridla. Siapa yang tidak ridla maka Allah pun akan murka (Sunan Ibn Majah no. 4031, hasan kata Syaikh Albani).
Dengan demikian setiap musibah yang terjadi mengandung kebaikan yang sangat banyak dan harus disyukuri. Musibah merupakan tanda cinta dari Allah swt, dengannya dosa-dosa kita dihapus sebersih mungkin sehingga kita mati tidak membawa satu pun dosa.
لَا يَزَالُ الْبَلَاءُ بِالْمُؤْمِنِ أَوْ الْمُؤْمِنَةِ فِي جَسَدِهِ وَفِي مَالِهِ وَفِي وَلَدِهِ حَتَّى يَلْقَى اللَّهَ وَمَا عَلَيْهِ مِنْ خَطِيئَةٍ
Setiap mukmin atau mukminah akan senantiasa selalu mendapatkan musibah pada diri, harta dan anak-anaknya sehingga bertemu Allah dalam keadaan bersih dari dosa-dosa (Musnad Ahmad, Shahih).
Semoga kita selalu mampu menyadari dan memahami kebaikan-kebaikan di balik musibah yang terjadi. Aamiin
Wal-'Llahul-Musta'an
Komentar
Posting Komentar