Kisah Sabarnya Nabi Yang Dipukuli Kaumnya Sampai Berdarah
Nabi saw menceritakan bahwa ada nabi diantara para nabi 'alaihimus-salam yang dipukuli kaumnya sampai berlumuran darah; nabi tersebut mengusap darahnya dengan tangannya malah sambil mendo'akan kaum yang memukulnya itu dengan berdo'a "Ya Allah ampunilah kaumku, karena sesungguhnya mereka tidak mengerti". Ini menunjukkan kesabaran nabi tersebut terhadap sikap kaumnya yang menolak dakwahnya. MasyaAllah
Kisah tersebut tercatat dalam hadits muttafaq 'alaih yang disepakati keshahihannya oleh Imam al-Bukhari dan Muslim dalam kitab shahih mereka tepatnya dalam kitab Riyadlus-Shalihin bab Sabar hadits no. 37.
وعن أبي عبد الرحمن عبد الله بن مسعود رضي الله عنه قال: كأني انظر إلى رسول الله صلى الله عليه وسلم يحكي نبياً من الأنبياء، صلوات الله وسلامه عليهم، ضربه قومه فأدموه وهو يمسح الدم عن وجهه، يقول : "اللهم اغفر لقومى فإنهم لا يعلمون" ((متفق عليه))
Dari Abu Abdur-Rahman, yaitu Abdullah Ibn Mas'ud r.a. katanya:
"Seakan-akan saya melihat kepada Rasulullah s.a.w. sedang menceriterakan tentang seorang Nabi dari sekian banyak Nabi-nabi shalawatul-'Llah wa salamuhu 'alaihim. Beliau dipukuli oleh kaumnya, sehingga menyebabkan keluar darahnya dan Nabi tersebut mengusap darah dari wajahnya sambil mengucapkan: "Ya Allah ampunilah kaum hamba itu, sebab mereka itu memang tidak mengerti" (Disepakati keshahihannya).
Hadits ini semakna dengan Firman Allah swt yang menyatakan bahwa para nabi sebelum nabi saw memang mendapatkan penolakan dakwah dari kaumnya dengan didustakan bukan secara mental (psikis) saja, bahkan disakiti secara fisik.
وَلَقَدْ كُذِّبَتْ رُسُلٌ مِنْ قَبْلِكَ فَصَبَرُوا عَلَىٰ مَا كُذِّبُوا وَأُوذُوا حَتَّىٰ أَتَاهُمْ نَصْرُنَا ۚ وَلَا مُبَدِّلَ لِكَلِمَاتِ اللَّهِ ۚ وَلَقَدْ جَاءَكَ مِنْ نَبَإِ الْمُرْسَلِينَ
Sesungguhnya rasul-rasul sebelum kamupun didustakan, tetapi mereka sabar terhadap pendustaan dan penganiayaan yang dilakukan terhadap mereka, sampai datang pertolongan Kami kepada mereka. Tidak ada yang dapat mengubah ketetapan-ketetapan Allah. Sungguh telah datang kepadamu sebagian dari berita rasul-rasul itu (QS. al-An'am [6] : 34).
Namun memang para nabi 'alaihimus-salam selalu sabar menghadapi penolakan dakwah dari kaumnya dengan selalu membalas keburukan kaumnya dengan kebaikan. Ini karena merupakan titah Allah swt dalam al-Qur`an.
ٱدْفَعْ بِٱلَّتِى هِىَ أَحْسَنُ فَإِذَا ٱلَّذِى بَيْنَكَ وَبَيْنَهُۥ عَدَٰوَةٌ كَأَنَّهُۥ وَلِىٌّ حَمِيمٌ
“Tolaklah kejahatan itu dengan cara yang lebih baik, sehingga orang yang memusuhimu akan seperti teman setia” (QS. Fushilat [41]: 34).
Disamping itu memang para nabi merupakan orang-orang yang ujian kehidupannya lebih berat daripada yang lain.
Dari Mush’ab Ibn Sa’id -seorang tabi’in- dari ayahnya, ia berkata,
يَا رَسُولَ اللَّهِ أَىُّ النَّاسِ أَشَدُّ بَلاَءً
“Wahai Rasulullah, manusia manakah yang paling berat ujiannya?” Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab,
« الأَنْبِيَاءُ ثُمَّ الأَمْثَلُ فَالأَمْثَلُ فَيُبْتَلَى الرَّجُلُ عَلَى حَسَبِ دِينِهِ فَإِنْ كَانَ دِينُهُ صُلْبًا اشْتَدَّ بَلاَؤُهُ وَإِنْ كَانَ فِى دِينِهِ رِقَّةٌ ابْتُلِىَ عَلَى حَسَبِ دِينِهِ فَمَا يَبْرَحُ الْبَلاَءُ بِالْعَبْدِ حَتَّى يَتْرُكَهُ يَمْشِى عَلَى الأَرْضِ مَا عَلَيْهِ خَطِيئَةٌ »
“Para Nabi, kemudian yang semisalnya dan semisalnya (orang-orang shalih). Seseorang akan diuji sesuai dengan kondisi agamanya. Apabila agamanya begitu kuat (kokoh), maka semakin berat pula ujiannya. Apabila agamanya lemah, maka ia akan diuji sesuai dengan kualitas agamanya. Seorang hamba senantiasa akan mendapatkan cobaan hingga dia berjalan di muka bumi dalam keadaan bersih dari dosa (Sunan at-Tirmidzi no. 2398, Sunan Ibn Majah no. 4024, Sunan ad-Darimi no. 2783, Musnad Ahmad (1/185). Syaikh al-Albani dalam Shahih at-Targhib wat-Tarhib no. 3402 mengatakan bahwa hadits ini shahih).
Ini menujukkan bahwa ujian dan cobaan itu tergantung kualitas ilmu dan keberagamaan seseorang. Semakin tinggi dan berkualitas keberagamaan seseorang maka semakin berat ujian dan cobaannya.
Memiliki akhlaq sabar merupakan kewajiban dan harus dijadikapilihan dalam menghadapi setiap ujian dan cobaan, terutama dalam berdakwah; amar ma'ruf nahi munkar kepada umat demi tegaknya kalimat Allah swt.
Wal-'Llahul-Musta'an
Komentar
Posting Komentar