Orang Tua Yang Diistimewakan Di Akhirat
Akan ada para orang tua yang diberikan keistimewaan kelak di surga dikarenakan keturunannya (anak, cucu dst) mampu menjadikan al-Qur`an sebagai sahabat (Shahibul-Qur`an); Pesan-pesan al-Qur`an mampu mereka amalkan dalam kehidupan sehari-hari. Mereka adalah para orang tua yang mampu mendidik keturunannya sehingga mampu membaca, menghafal, mempelajari (mengkaji) dan mengamalkan al-Qur`an. Kitakah para orang tua yang dimaksud?.
Sebuah infomasi disampaikan Rasulullah saw kepada kita bahwa siapa saja para orang tua yang mampu mendidik keturunannya membaca, menghafal, mempelajari (mengkaji) dan mengamalkan al-Qur`an dengan mendapatkan keistimewaan di akhirat kelak.
Dari Buraidah radliyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
من قرأ القرآن وتعلَّم وعمل به أُلبس والداه يوم القيامة تاجاً من نور ضوؤه مثل ضوء الشمس ، ويكسى والداه حلتين لا تقوم لهما الدنيا فيقولان : بم كسينا هذا ؟ فيقال : بأخذ ولدكما القرآن
Siapa yang mampu membaca (menghafal) al-Qur`an, mengkajinya dan mengamalkannya, maka Allah akan memberikan mahkota bagi kedua orang tuanya dari cahaya yang terangnya seperti matahari. Dan kedua orang tuanya akan diberi dua pakaian (jubah) yang tidak bisa dinilai dengan dunia. Kemudian kedua orang tuanya bertanya, “Mengapa saya sampai diberi pakaian (jubah) semacam ini?” Lalu disampaikan kepadanya, “Disebabkan anakmu telah mengamalkan al-Qur`an” (Mustadrak al-Hakim 1/756 dan dihasankan al-Abani).
Dalam riwayat lain, dari Abu Hurairah radliyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
يجيء القرآن يوم القيامة كالرجل الشاحب يقول لصاحبه : هل تعرفني ؟ أنا الذي كنتُ أُسهر ليلك وأظمئ هواجرك… ويوضع على رأسه تاج الوقار ، ويُكسى والداه حلَّتين لا تقوم لهما الدنيا وما فيها ، فيقولان : يا رب أنى لنا هذا ؟ فيقال لهما : بتعليم ولدكما القرآن
Al-Qur`an akan datang pada hari kiamat seperti orang yang wajahnya cerah. Lalu bertanya kepada penghafalnya, “Kamu kenal saya? Sayalah yang membuat kamu begadang (shalat sambil membaca hafalan dengan tartil) tidak tidur (semalaman) di malam hari, yang membuat kamu kehausan di siang harimu (karena rutin membacanya dalam setiap shalat)… ” kemudian diletakkan mahkota kehormatan di kepalanya, dan kedua orang tuanya diberi pakaian indah (jubah) yang tidak bisa dinilai dengan dunia seisinya. Lalu orang tuanya menanyakan, “Ya Allah, dari mana kami bisa diberi pakaian (jubah) seperti ini?” kemudian dijawab, “Karena anakmu belajar (mengkaji) al-Qur`an” (HR. Thabrani dalam al-Ausath 6/51, dan dishahihkan al-Albani).
Para ulama menjelaskan kedua orang tua tersebut akan diperlakukan istimewa oleh Allah swt kelak di surga dengan diberikan mahkota dan pakaian terindah jika mereka mampu mendidik keturunannya sampai bisa membaca, menghafal, mempelajari (mengkaji) dan mengamalkan al-Qur`an.
Oleh karena itu sebuah kemestian bagi setiap orang tua mendidik keturunannya menjadi shahibul-Qur`an; Mulai dari mendidiknya agar mampu membaca, menghafal, mempelajari (mengkaji) kandungannya kemudian mampu mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam hadits tersebut pun menjadi penjelas bukan hanya mampu membaca dan menghafal saja, tapi harus sampai mengamalkan. Karena apalah artinya hanya bisa membaca dan menghafal jika tidak diamalkan. Semuanya harus berjalan kelindan; mulai dari mampu membacanya dengan benar (tajwid & tahsin), menghafalnya seraya merutinkan mendengarkan (tahfizh & tasmi'), mempelajari atau mengkajinya (tafsir) dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari. Jika itu mampu keturunannya wujudkan maka bersiaplah dan beruntunglah karena Allah swt akan memberikan kehormatan di surga kelak.
Jika tidak mampu maka tidak ada alasan untuk orang tua hanya diam berpangku tangan; sudah banyak bertebaran lembaga-lembaga atau pesantren yang mampu membimbing keturunannya menjadi Shahibul-Qur`an. Sudah selayaknya bagi para orang tua yang tidak mampu mendidik keturunannya memasukkannya ke lembaga-lembaga atau pesantren yang dijamin mampu membimbing mereka agar kelak dapat memberikan kebanggan di akhirat.
Berbahagialah jika memiliki keturunan yang menjadi Shahibul-Qur`an; mampu membacanya, menghafalnya, mengkajinya dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari. Semoga kitalah orang tua yang dimaksud. Aamiin
Kalau bukan kita siapa lagi? Kalau bukan anak cucu kita siapa lagi? Kalau tidak sejak dari sejak sekarang, mau kapan lagi?!
Wal-'Llahul-Musta'an
Komentar
Posting Komentar