Do'a Ketika Melihat Yang Ditimpa Musibah
Musibah datang silih berganti, entah kita yang mengalaminya ataupun orang lain, semuanya pasti merasakan; ini semua sebagai sunnatullah yang pasti terjadi. Namun ada do'a yang diajarkan Rasulullah saw agar di setiap kita melihat orang lain yang ditimpa musibah, kita berdo'a agar kita tidak mendapatkan musibah yang sama.
Do'a yang dimaksud tentu bukan dalam arti merasa puas dengan musibah yang menimpa orang lain. Tapi di setiap musibah yang menimpa orang lain, kita akan mendapatkan kesempatan memanjatkan do'a agar kita tidak mendapatkan musibah yang sama.
Dari Ibn ‘Umar, dari bapaknya ‘Umar ra berkata bahwa Rasulullah saw bersabda,
مَنْ رَأَى صَاحِبَ بَلاَءٍ فَقَالَ الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِى عَافَانِى مِمَّا ابْتَلاَكَ بِهِ وَفَضَّلَنِى عَلَى كَثِيرٍ مِمَّنْ خَلَقَ تَفْضِيلاً إِلاَّ عُوفِىَ مِنْ ذَلِكَ الْبَلاَءِ كَائِنًا مَا كَانَ مَا عَاشَ
“Siapa saja yang melihat orang lain tertimpa musibah, lalu ia mengucapkan,
Alhamdulil-'Llahilladzi ‘afani mimmab-talaka bihi, wa fadldlalani ‘ala katsirim-mimman khalaqa tafdlila
Artinya;
Segala puji bagi Allah yang telah menyelamatkan aku dari musibah yang menimpamu dan benar-benar memuliakanku dari makhluq lainnya.
"Kalau kalimat itu diucapkan, maka ia akan diselamatkan dari musibah tersebut, musibah apa pun itu selama ia hidup"(Sunan at-Tirmidzi, no. 3431; Sunan Ibn Majah, no. 3892. Syaikh al-Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan).
Dalam riwayat di atas ada kalimat lanjutan,
وَقَدْ رُوِىَ عَنْ أَبِى جَعْفَرٍ مُحَمَّدِ بْنِ عَلِىٍّ أَنَّهُ قَالَ إِذَا رَأَى صَاحِبَ بَلاَءٍ فَتَعَوَّذَ مِنْهُ يَقُولُ ذَلِكَ فِى نَفْسِهِ وَلاَ يُسْمِعُ صَاحِبَ الْبَلاَءِ.
Diriwayatkan dari Abu Ja’far Ibn ‘Ali bahwa ia berkata, “Jika ada yang melihat orang lain tertimpa musibah, maka memintalah perlindungan kepada Allah dari musibah yang sama. Hendaklah ia mengucapkan bacaan tadi, namun jangan sampai didengar oleh orang yang tertimpa musibah…”
Penulis Tuhfatul-Ahwadzi (9: 375), Syaikh Muhammad ‘Abdurrahman al-Mubarakfuri berkata bahwa maksud dari melihat yang lain yang tertimpa musibah yaitu musibah dunia/umum. Juga yang dimaksud adalah musibah yang menimpa agama seseorang, seperti kefasikan, kezhaliman, terjerumus dalam bid’ah, kafir dan selainnya.
Diterangkan pula di halaman selanjutnya dalam kitab yang sama, sebaiknya do'a tadi diucapkan lirih di hadapan orang yang tertimpa musibah dunia (seperti tertimpa penyakit, kecelakaan, bencana alam dll), termasuk juga yang tertimpa musibah agama apalagi kalau ada dampak negatif jika diucapkan di hadapannya. Namun bisa jadi do'a tadi dikeraskan di hadapan orang yang tertimpa musibah agama (orang fasiq, misalnya) agar melarang dari maksiat yang dilakukan sehingga ia bisa tercegah (sadar).
Semoga Allah swt memberi taufiq kepada kita untuk mengamalkan do'a tersebut di setiap melihat musibah yang menimpa orang lain, baik berupa musibah dunia ataupun agama. Aamiin
Wal-'Llahul-Musta'an
Referensi:
- Jami’ at-Tirmidzi. Cetakan tahun 1430 H. Abu ‘Isa at-Tirmidzi. Takhrij: Abu Thahir Zubair ‘Ali Zai. Penerbit Dar as-Salam
- Tuhfahtul-Ahwadzi. Cetakan pertama, tahun 1432 H. Syaikh Muhammad ‘Abdurrahman Ibn ‘Abdurrahim al-Mubarakfuri. Penerbit Darul-Fayha`
- Maktabah Syamilah
Komentar
Posting Komentar