Jangan Tertawakan Saudaramu Yang Kentut
Sebuah kebiasaan yang lumrah dialami dan masih sering kita temukan adalah menertawakan orang yang kentut. Padahal yang menertawakan pun tentu tidak ingin ditertawakan ketika dirinya kentut di khalayak ramai. Ajaran Islam melarang kita untuk menertawakan sesuatu hal yang kita sendiri melakukannya atau mengalaminya, kentut diantaranya. Ini diantara adab yang mesti diperhatikan.
Dahulu pernah ada yang kentut di sekitar majelis nabi saw kemudian sebagian para shahabat menertawakan orang yang kentut itu, lantas nabi saw menasehati orang-orang yang menertawakannya dengan bahasa pertanyaan.
Dari Abdullah Ibn Zam'ah ra;
.
ثُمَّ وعَظَهُمْ في ضَحِكِهِمْ مِنَ الضَّرْطَةِ، وقالَ: لِمَ يَضْحَكُ أحَدُكُمْ ممَّا يَفْعَلُ
.
_Nabi saw pernah menasehati orang-orang yang menertawakan orang yang kentut. Kemudian beliau berkata "Mengapa kalian menertawakan sesuatu yang kalian sendiri melakukannya (mengalaminya)?!_ (Shahih al-Bukhari no. 4942, Shahih Muslim no.2855).
Imam an-Nawawi menjelaskan:
فِيهِ: النَّهْي عَنْ الضَّحِك مِنْ الضَّرْطَة يَسْمَعهَا مِنْ غَيْره , بَلْ يَنْبَغِي أَنْ يَتَغَافَل عَنْهَا وَيَسْتَمِرّ عَلَى حَدِيثه وَاشْتِغَاله بِمَا كَانَ فِيهِ مِنْ غَيْر اِلْتِفَات وَلَا غَيْره , وَيُظْهِر أَنَّهُ لَمْ يَسْمَع . وَفِيهِ حُسْن الْأَدَب وَالْمُعَاشَرَة
_Dalam hadits ini terdapat larangan menertawakan kentut yang terdengar dari orang lain. Bahkan hendaknya pura-pura tidak tahu terhadap kentut tersebut dan melanjutkan pembicaraan yang sedang dilakukan dan menyibukkan diri dengan apa yang sedang dilakukan. Tanpa menoleh sedikitpun kepada orang yang kentut tersebut. Dan menampakkan sikap seolah-olah ia tidak mendengar kentut tersebut. Dan dalam hadits ini juga terdapat pengajaran tentang bagaimana bergaul dengan adab yang baik"_ (Syarah Shahih Muslim, 9/162).
Namun tentu saja tidak boleh juga seseorang bersengaja untuk kentut ketika ada banyak orang. Karena ini jelas mengganggu orang lain dan bertentangan dengan sifat malu.
Jika orang-orang yang bau bawang saja diperintahkan untuk pulang dari masjid dan menghilangkan bau bawangnya. Maka apalagi bau kentut?
Orang yang ingin kentut ketika banyak orang, hendaknya menahan kentutnya sebisa mungkin sebagaimana nabi saw memerintahkan orang yang bersendawa menahan sendawanya ketika ia makan.
Dari ‘Abdullah Ibn ‘Umar ra, ia berkata:
تَجَشَّأَ رَجُلٌ عِنْدَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ كُفَّ عَنَّا جُشَاءَكَ
_“Ada seseorang yang bersendawa di sisi Nabi saw (ketika selesai makan)". Maka beliau saw bersabda: "Tahanlah sendawamu agar tidak terdengar oleh kami”_ (Sunan at-Tirmidzi no. 2478, dihasankan al-Albani dalam Shahih Sunan at-Tirmidzi).
Jika sendawa saja diperintahkan oleh ditahan oleh Nabi saw, maka apalagi kentut yang tentunya lebih mengganggu daripada sendawa.
Jika tidak bisa ditahan, maka hendaknya menjauh dari banyak orang, agar tidak mengganggu, karena mengganggu sesama muslim pada umumnya tidak diperbolehkan.
Dari Abdullah Ibn Umar ra, Nabi saw bersabda:
يَا مَعْشَرَ مَنْ أَسْلَمَ بِلِسَانِهِ وَلَمْ يَدْخُلِ الْإِيْمَانُ فِي قَلْبِه،ِ لاَ تُؤْذُوا الْمُسْلِمِينَ
_"Wahai orang-orang yang telah masuk Islam, namun iman belum masuk pada hatinya, janganlah kalian mengganggu sesama Muslim". _ (Sunan at-Tirmidzi no.2032, dihasankan al-Albani dalam Shahih at-Tirmidzi).
Semoga kita mampu untuk menahan diri dari menertawakan hal-hal yang kita sendiri melakukan/mengalaminya. Aamiin
Wal-'Llahul-Musta'an
Komentar
Posting Komentar