Memaafkannya, Mungkinkah?
_Mema'afkan sungguh sangatlah berat. Apalagi kepada orang yang mengkhianati dan melakukan tindak zhalim kepada kita. Namun tidak bagi orang-orang bertaqwa, bagi mereka memafkan sangatlah mudah karena dengannya surga seluas langit dan bumi terbuka lebar di depan mata. Maka dari itu sifat mema'afkan merupakan amalan mulia karena hanya dianugrakan Allah SWT kepada mereka hamba-hamba pilihan-Nya_
Jika salah, mintalah maaf. Jika ada yang buat salah pada kita, terimalah permintaan ma'afnya. Bukankah kita pun ingin dimaafkan oleh Allah SWT atas semua salah dan dosa kita? Allah SWT berfirman,
وَلْيَعْفُوا۟ وَلْيَصْفَحُوٓا۟ ۗ أَلَا تُحِبُّونَ أَن يَغْفِرَ ٱللَّهُ لَكُمْ ۗ وَٱللَّهُ غَفُورٌ رَّحِيمٌ
_Dan hendaklah mereka memaafkan dan berlapang dada. Apakah kalian tidak ingin diampuni Allah? Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang_ (QS. an-Nur [24] : 22).
Surga pun terbuka luas bagi mereka yang memiliki sifat mudah memaafkan
الَّذِينَ يُنْفِقُونَ فِي السَّرَّاءِ وَالضَّرَّاءِ وَالْكَاظِمِينَ الْغَيْظَ وَالْعَافِينَ عَنِ النَّاسِ وَاللَّهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ
_“(yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan mema’afkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan.”_ (QS. Ali Imran: 134)
Ganjaran besar pun akan diperoleh bagi mereka yang berakhlaq mulia.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
أَنَا زَعِيمٌ بِبَيْتٍ فِى رَبَضِ الْجَنَّةِ لِمَنْ تَرَكَ الْمِرَاءَ وَإِنْ كَانَ مُحِقًّا وَبِبَيْتٍ فِى وَسَطِ الْجَنَّةِ لِمَنْ تَرَكَ الْكَذِبَ وَإِنْ كَانَ مَازِحًا وَبِبَيْتٍ فِى أَعْلَى الْجَنَّةِ لِمَنْ حَسَّنَ خُلُقَهُ
_“Aku memberikan jaminan rumah di pinggiran surga bagi orang yang meninggalkan perdebatan walaupun dia orang yang benar. Aku memberikan jaminan rumah di tengah surga bagi orang yang meninggalkan kedustaan walaupun dalam bentuk candaan. Aku memberikan jaminan rumah di surga yang tinggi bagi orang yang bagus akhlaknya.”_ (HR. Abu Daud, no. 4800. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa sanad hadits ini hasan).
وَلَا تَسْتَوِي الْحَسَنَةُ وَلَا السَّيِّئَةُ ادْفَعْ بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ فَإِذَا الَّذِي بَيْنَكَ وَبَيْنَهُ عَدَاوَةٌ كَأَنَّهُ وَلِيٌّ حَمِيمٌ (34) وَمَا يُلَقَّاهَا إِلَّا الَّذِينَ صَبَرُوا وَمَا يُلَقَّاهَا إِلَّا ذُو حَظٍّ عَظِيمٍ (35)
_“Dan tidaklah sama kebaikan dan kejahatan. Tolaklah (kejahatan itu) dengan cara yang lebih baik, maka tiba-tiba orang yang antaramu dan antara dia ada permusuhan seolah-olah telah menjadi teman yang sangat setia. Sifat-sifat yang baik itu tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang sabar dan tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang mempunyai keuntungan yang besar.”_ (QS. Fushilat: 34-35)
وَلَمَنْ صَبَرَ وَغَفَرَ إِنَّ ذَلِكَ لَمِنْ عَزْمِ الْأُمُورِ
_“Tetapi orang yang bersabar dan mema’afkan, sesungguhnya (perbuatan ) yang demikian itu termasuk hal-hal yang diutamakan.”_ (QS. Asy-Syura: 43)
Kalau kita melihat kandungan ayat-ayat di atas menunjukkan bahwa termasuk akhlak mulia yaitu:
1. Menahan amarah.
2. Memaafkan kesalahan orang.
3. Mengerjakan yang ma’ruf.
4. Berpaling dari orang yang bodoh.
5. Membalas kejelekan dengan kebaikan
Maka dari itu mungkinkah memafkannya? Maka jawabannya adalah sangat mungkin bagi mereka orang-orang bertaqwa calon penghuni surga Allah SWT.
Semoga kita dianugerahkan Allah SWT sifat-sifat tersebut. Aamiin
Wal-'Llahul-Musta'an
Komentar
Posting Komentar