Jadilah Ulama, Bukan Penceramah
Hanyasanya yang paling takut kepada Allah swt diantara hamba-hamba-Nya adalah para Ulama. Itulah potongan ayat dalam QS. Fathir [35] ayat 28. Ulama identik dengan rasa takutnya yang mendalam kepada Allah swt. Artinya ulama adalah meraka orang-orang yang memiliki rasa takut dan mampu menyampaikan pesan ilahiyah kepada umat sehingga mereka pun merasa takut kepada-Nya. Bukan penceramah biasanya yang hanya mampu pintar dalam beretorika, menghibur para jama'ahnya apalagi sampai menimbulkan gelak tawa yang berlebihan. Para ulama adalah mereka yang mampu mengajak umat semakin takut kepada Allah swt. Mereka pewaris para nabi, mereka pun sibuk dalam ilmu dalam hidupnya, bukan memperbanyak harta untuk ditinggalkan_
Ulama artinya orang yang berilmu. Dalam konteks tulisan ini adalah mereka para 'alim; orang-orang yang mendalami ilmu agama sampai tingkat tafaqquh. Tafaqquh bermakna memahami agama Islam secara mendalam sehingga muncul rasa takut yang mendalam kepada Allah swt dan berbuah ta'at kepada semua aturan-Nya.
Atas dasar inilah Syakhul-Islam Ibn Taimiyyah berkomentar tentang surat Fathir [35] ayat 28 tersebut:
_“Hal ini menunjukkan bahwa setiap yang takut kepada Allah swt maka dialah orang yang 'Alim, dan ini adalah haq. Dan bukan berarti setiap yang 'alim akan takut kepada Allah swt_ (Kitab Majmu' Fatawa”, 7/539. “Tafsir al-Baidlawi”, 4/418, Fathul-Qadir, 4/494).
Syaikh as-Sa’di rahimahullah pun berkata:
_“Setiap orang yang pengetahuannya kepada Allah swt sangat mendalam, maka dialah orang yang banyak takut kepada Allah swt. Maka rasa takutnya kepada Allah swt mewajibkan dia menghindari prilaku maksiat dan selalu bersiap diri menjumpai yang ia takuti. Ini merupakan bukti dari keutamaan ilmu, karena sesungguhnya ilmu itu menuntun untuk takut kepada Allah swt, dan orang yang biasa takut kepada Allah swt maka dia layak mendapat karamah-Nya, sebagaimana firman Allah swt:
رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ وَرَضُوا عَنْهُ ذَلِكَ لِمَنْ خَشِيَ رَبَّهُ
_Allah ridla terhadap mereka dan merekapun ridla kepada-Nya. Yang demikian itu adalah balasan bagi orang yang takut kepada Rabb-Nya_ (QS. al-Bayyinah [98] : 8).
Ulama tidaklah identik dengan penceramah, dan tidak setiap penceramah layak disebut ulama. Penceramah populer di tengah manusia, namun belum tentu diakui disisi Allah swt.
Ulama dimuliakan di sisi Allah swt walaupun tidak dihormati di tengah manusia. Penceramah bisa populer karena kefasihan lisannya, ulama populer karena karya ilmiahnya.
Penceramah bisa berwibawa karena pakaiannya dan para pengawalnya, ulama berwibawa karena kedalaman iman dan taqwanya kepada Allah swt.
Penceramah biasanya menyampaikan apa yang dipesan pemirsanya, sedangkan ulama menyampaikan amanah Allah swt dan Rasul-Nya.
Penceramah gembira dengan kepuasan dan keridoan pendengarnya, adapun ulama bahagia dengan pahala dari Rabbnya.
Tidak setiap orang berilmu bisa disebut ulama, apalagi sekedar penceramah. Hanya mereka yang dengan ilmunya menjadi takut dan khusyu kepada Allah swt yang berhak menyandang predikat ulama.
Ulama bukanlah mereka yang yang fasih benceramah, populer di tengah manusia, dipuja dan dipuji laksana selebritis, bukan pula mereka yang kehadirannya disambut sukacita jutaan manusia.
Ulama yang sebenarnya adalah pewaris para nabi. Para nabi tidaklah mewariskan harta benda maupun ketenaran. Para nabi hanya mewariskan ilmu, budi pekerti dan ketaqwaan.
إن الْعُلُمَاءُ وَرَثَةُ اْلأَنْبِيَاءِ، إِنَّ اْلأَنْبِياَءَ لَمْ يُوَرِّثُوْا دِيْناَرًا وَلاَ دِرْهَماً إِنَّمَا وَرَّثُوْا الْعِلْمَ فَمَنْ أَخَذَ بِهِ فَقَدْ أَخَذَ بِحَظٍّ وَافِرٍ
_Sesungguhnya ulama adalah pewaris para Nabi. Sungguh para Nabi tidak mewariskan dinar dan dirham (harta). Sungguh mereka hanya mewariskan ilmu. Maka siapa yang mengambil warisan tersebut ia telah mengambil bagian yang banyak_ (Sunan at-Tirmidzi, Musnad Ahmad, ad-Darimi, Abu Dawud, dan Ibnu Majah).
Siapa yang mewarisi ilmu, akhlaq mulia dan ketaqwaan, merekalah yang sebenar-benar ulama yang Allah swt angkat derajat dan martabatnya di atas semua manusia. Allah swt berfirman;
انما يخشى الله من عباده العلماء
_Hanyasanya yang takut kepada Allah diantara hamba-hambanya adalah para ulama_ (QS. Fathir [34] : 28).
Maka jadilah ulama yang sebenarnya, bukan penceramah biasa.
Wal-'Llahul-Musta'an
Komentar
Posting Komentar