Umur Diukur, Nafas Dibatas

_Bukankah setiap perputaran jarum jam pada porosnya sejatinya adalah umur kita yang kian menua? Tidakkah hari-hari kalender yang kita sobek; pekan, bulan yang terlewat dan pergantian tahun sebenarnya hanya mengantar kita semakin dekat ke liang lahat ? Tahun-tahun berlalu, waktu berganti, lihat malaikat maut mencabut teman-teman kita, saudara kita, bahkan mungkin pula keluarga kita. Lalu belum cukupkah hal itu untuk kita jadikan pelajaran dan renungan? Kita harus sadar dan yakin; umur kita diukur, nafas kita dibatas_

Sungguh tak ada jaminan bahwa kita akan bertemu lagi dengan tahun yang akan datang. Maka jangan sia-siakan kesempatan ini untuk mempersiapkan bekal amal shalih. Sebab orang yang paling cerdas adalah orang yang banyak mengingat mati dan mempersiapkan bekal untuk akhiratnya. 

Dari Abdullah Ibn Umar ra, Rasulullah saw bersabda:

يا رسولَ اللَّهِ أيُّ المؤمنينَ أفضلُ ؟ قالَ : أَحسنُهُم خُلقًا ، قالَ : فأيُّ المؤمنينَ أَكْيَسُ ؟ قالَ : أَكْثرُهُم للمَوتِ ذِكْرًا ، وأحسنُهُم لما بعدَهُ استِعدادًا ، أولئِكَ الأَكْياسُ

_“Wahai Rasulullah, orang Mu`min mana yang paling utama? Nabi saw menjawab: yang paling baik akhlaqnya. Orang Anshar bertanya lagi: lalu orang Mu`min mana yang paling cerdas? Nabi saw menjawab: yang paling banyak mengingat mati, dan yang paling baik dalam menyiapkan bekal untuk akhiratnya, itulah orang-orang yang cerdas”_ (Sunan Ibn Majah no. 3454, dihasankan al-Albani dalam Shahih Ibn Majah).

Syaikh Ibn Baz rahimahullah berkata :

قد يكون الأجل قد قرب ودنا وأنت في غفلة، قد يصبح الإنسان ولا يمسي ولا يصبح، وقد ينام ولا يقوم، فَالعاقل والحازم ه‍و الذي يعد العدة دائماً
ويكون دائماً على حذر وإعدادٍ لآخرة

_Bisa jadi ajal itu sudah dekat sementara engkau masih lalai, banyak orang yang di waktu pagi tidak mendapati waktu sore, masih di waktu sore namun tidak mendapati waktu pagi, ada yang tidur tidak bangun-bangun. Orang yang cerdas dan brilian akan selalu bersiap-siap dan berhati-hati dan persiapan menuju akhirat_ (Syarah Riyadlus-Shalihin1/245)

Semoga kita semakin menyadari bahwa umur pada hakiktanya semakin berkurang seraya berjalan menuju kematian. Yakinilah bahwa umur kita diukur, nafas kita pun dibatas. 

Wa inna ilaihi raji'un

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Perumpamaan Dunia dan Akhirat seperti Air Laut dan Jari

Al-Muqarrabun (Sabiqun bil-khairat)

Kisah Wanita Yang Terkena Penyakit Ayan (Epilepsi)