Betapa Sabarnya Istri Para Ulama

_Diantara para istri yang ada di dunia ini, ada istri-istri yang merelakan suaminya untuk lebih memilih jalan Allah subhanahu wa ta'ala. Mereka rela suaminya tidak fokus dengan mengejar dunia, tapi justru mereka rela suami mereka mengutamakan kepentingan akhirat untuk kemaslahatan umat. Tidak sedikit diantara mereka hidup serba kekurangan bahkan pas-pasan. Hanya segelintir istri ulama saja yang hidup mapan dan berkecukupan. Disinilah kesabaran istri para ulama nampak jelas terlihat, berbeda dengan istri-istri pada umumnya yang mudah mendapatkan accessoris duniawi karena suami-suami mereka sibuk dengan aktifitas duniawi dan mudah mendapatkan apa yang diinginkan_

Betapa sabarnya para Istri ulama di dunia ini, suami mereka pergi setiap saat mendakwahkan ilmu agama, bahkan sebagian besar waktunya dicurahkan untuk mengabdi di jalan Allah subhanahu wa ta'ala. 
Mereka pergi bukan mencari harta tapi semata-mata untuk menyebarluaskan ajaran Allah subhanahu wa ta'ala. Tidak sedikit diantara istrinya yang tidak seperti wanita karir pada umumnya yang bisa dengan mudah membeli segala acessoris duniawi. Mereka sering terlihat apa adanya, tidak terlihat pakaian dan penampilan yang mewah. Bahkan seringnya kita lihat mereka hidup alakadarnya.

Imam Asy-Syafi’i rahimahullah berkata,
.
ﻟَﺎ ﻳَﺼْﻠُﺢُ ﻃَﻠَﺐُ ﺍﻟْﻌِﻠْﻢِ ﺇِﻟَﺎ ﻟِﻤُﻔْﻠِﺲ
.
_“Tidak layak bagi orang yang menuntut/menyebarkan ilmu agama kecuali orang yang siap miskin_
(Al-Jami’ liakhlaqir-Rawi,  1/104 no.71, Maktabah Ma’arif, Riyadl, Syamilah)

Jika bukan karena kesabaran dan dukungan istri mereka (atas izin Allah SWT), mungkin kita tidak bisa menikmati ilmu para ulama. Kita tidak mungkin mengetahui hukum suatu perkara; apakah halal atau haram? Wajib, sunnah, makruh, syubhat ataupun mubah.

Secara tidak langsung perkataan imam Syafi'i diatas mengisyaratkan orang-orang yang bertujuan hidup untuk akhirat tidak mungkin bisa senang-senang hidup di dunia. Mereka tidak mungkin terlena bahkan terpesona dengan gemerlapnya kehidupan dunia. Yang ada justru kehidupan mereka lebih harus disibukkan mempelajari, memahami, mengamalkan dan mendakwahkan ajaran Islam kepada umat manusia.

'Aisyah ra pernah menuturkan;

_Seringkali kami melewati masa hingga 40 hari, sedangkan di rumah kami tidak pernah ada lampu yang menyala dan dapur kamui tidak pernah mengepul. Maka orang yang mendengarnya bertanya; "Jadi apa yang kalian makan untuk bertahan hidup?", Aisyah menjawab; "Kurma dan air saja, itu pun jika dapat_ (Musnad Ahmad Dari Aisyah Radliyallahu 'Anha).

Lantas, dengan alasan apa kita hendak bersyukur? 

Istri para ulama adalah istri-istri tersabar, karenanya pahala mereka tentu lebih besar di akhirat kelak dibandingkan istri-istri pada umumnya.

          أُوْلَٰٓئِكَ يُجۡزَوۡنَ ٱلۡغُرۡفَةَ بِمَا صَبَرُواْ وَيُلَقَّوۡنَ فِيهَا تَحِيَّةٗ وَسَلَٰمًا  ٧٥

_Mereka itulah orang yang dibalasi dengan martabat yang tinggi (dalam surga) karena kesabaran mereka dan mereka disambut dengan penghormatan dan ucapan selamat di dalamnya_ (QS. al-Furqan [25] : 75)

جَنَّٰتُ عَدۡنٖ يَدۡخُلُونَهَا وَمَن صَلَحَ مِنۡ ءَابَآئِهِمۡ وَأَزۡوَٰجِهِمۡ وَذُرِّيَّٰتِهِمۡۖ وَٱلۡمَلَٰٓئِكَةُ يَدۡخُلُونَ عَلَيۡهِم مِّن كُلِّ بَابٖ  ٢٣ سَلَٰمٌ عَلَيۡكُم بِمَا صَبَرۡتُمۡۚ فَنِعۡمَ عُقۡبَى ٱلدَّارِ  ٢٤

_(yaitu) surga ‘Adn yang mereka masuk ke dalamnya bersama-sama dengan orang-orang yang saleh dari bapak-bapaknya, isteri-isterinya, dan anak cucunya, sedang malaikat-malaikat masuk ke tempat-tempat mereka dari semua pintu; (sambil mengucapkan): “Salamun ‘alaikum bima shabartum” [keselamatan untuk kalian karena telah kuat bersabar]. Maka alangkah baiknya tempat kesudahan itu_ (QS. ar-Ra’d [13] : 23-24).


…إِنَّمَا يُوَفَّى ٱلصَّٰبِرُونَ أَجۡرَهُم بِغَيۡرِ حِسَابٖ  ١٠

_Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang disempurnakan pahala mereka tanpa batas_ (QS. az-Zumar [39] : 10).

Sungguh luar biasa balasan bagi orang-orang yang bersabar. Wal-'Llahul-Musta'an

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Perumpamaan Dunia dan Akhirat seperti Air Laut dan Jari

Al-Muqarrabun (Sabiqun bil-khairat)

Kisah Wanita Yang Terkena Penyakit Ayan (Epilepsi)